Rabu, 18 April 2012

SANG PELANTUN PUISI

Ada lubang memilu hari,
ada celah meringis sepi,

dengarlah secarik kertas bernyanyi,
mengeja kata dan sajak yang kau kagumi.

Resapi hingga kau terpenuhi dalam kosong yang menghimpit,

dan kau teriakkan kala sendiri mencoba mengintip,

bahagialah saat kau ucapkan dengan bibir manis merekah,
tersenyumlah ketika mulut mengumbar lantunan diksi dengan indah.

Karena pujangga bukan hanya melahirkan lirik lagu sanubari,

tapi juga yang menyanyikan sajak-sajak hati yang memikul batin dengan merdunya.

Teruslah berdawai,

teruslah bernyanyi,

buat sang malam tertidur mendengar suaramu,
hingga pagi terbangun karena merdu nyanyianmu.

Wahai pelantun puisi,

kami selalu disini menanti dirimu.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar