Berlusconi dilahirkan dalam sebuah keluarga menengah-atas di Milano. Ayahnya, Luigi, bekerja di sebuah bank kecil, Banca Rasini, dan pada tahun 1960-an ia menjadi manajer umum bank itu sebelum pensiun. Silvio adalah anak pertama dari tiga bersaudara; saudaranya adalah Maria Antonietta Berlusconi (lahir 1943) dan Paolo Berlusconi (lahir 1949), keduanya kini merupakan wiraswastawan. Silvio sangat bangga bahwa ayahnya memulai kariernya di Banca Rasini sebagai seorang pegawai dan pensiun sebagai manajer umumnya. Para hakim Palermo mengindikasikan bahwa Banca Rasini adalah satu di antara bank-bank yang dipergunakan oleh mafia untuk mencuci uang, menurut wawancara dengan Michele Sindona oleh Nick Tosches.
Setelah menyelesaikan pendidikan sekolah menengahnya di sebuah perguruan Salesian, yang ditempuhnya sambil bekerja sebagai pelayan restoran yang menyanyi, ia kemudian belajar hukum di Università Statale di Milano, lulus cum laude dengan tesis tentang aspek-aspek hukum periklanan pada 1961. Berlusconi tidak memasuki dinas militer selama setahun di ketentaraan yang merupakan kewajiban pada saat itu.
Ia tampaknya seperti ditakdirkan hidup untuk berbisnis. Sebagai generasi muda, Berlusconi mengenakan tarif masuk untuk pertunjukkan boneka. Di sekolah menengah, ia mengerjakan pekerjaan rumah untuk siswa lainnya yang kemudian dibayar menurut kualitasnya, yaitu naskah bernilai tinggi diberikan harga tinggi, sedang untuk naskah yang kurang sukses digratiskan.
Ketika belajar ilmu hukum di Universitas Milan, ia membayar uang kuliahnya dengan menjual vacuum cleaner, foto event-event sosial, dan membooking band suksesnya di kapal pesiar musim kemarau. Di universitas tersebut, Berlusconi berteman dengan Bettino Craxi. Ia menyelesaikan studinya pada usia 25 tahun dan ditawarkan sebuah posisi di bank oleh ayahnya yang juga bekerja di bank tetapi menolak. Yang dilakukannya justru mengharapkan bank tersebut meminjamkan dana untuk membiayai perusahaan konstruksi bernama Edilnord.
KARIR BISNIS
Karier bisnis Berlusconi dimulai dalam bisnis konstruksi pada tahun 1960-an. Ia mendirikan Edilnord pada tahun 1962 hingga menjadi perusahaan pengembang real estat yang sukses. Tahun 1969, Berlusconi membangun seluruh bagian utara kota Milano dengan memberikan nama Milano 2 yang pada akhirnya dihuni oleh sepuluh ribu orang. Mengakui khayalan masyarakat ideal dan terpesona pada “Utopia” More, ia berencana membangun kota sempurna. Tahun 1974, ia memperluas kerajaan bisnisnya dengan mendirikan Telemilano, yaitu sebuah stasiun televisi kabel yang melayani Milano 2.
KARIR POLITIK
Turun kelapangan
Pada awal tahun 1990-an, dua partai terbesar Italia, Kristen Demokrat (Democrazia Cristiana) dan Partai Sosialis (Partito Socialista Italiano) kehilangan kekuatan pemilih mereka karena sejumlah tuduhan hukum karena korupsi oleh sebagian anggota utama mereka(lihat skandal Mani Pulite). Hal ini menyebabkan dugaan bahwa pemilihan akan dimenangkan oleh Partai Demokratis Kiri, (sebelumnya bernama Partai Komunis Italia dan partai oposisi utama) dan sekutu-sekutu mereka dari koalisi Progresif, kecuali ada alternatif yang kuat: Berlusconi secara terbuka mengumumkan pada 26 Januari 1994 keputusannya untuk terjun ke dalam politik ("Turun ke lapangan", begitu kata-katanya) dengan platform yang dipusatkan pada upaya untuk mengalahkan komunisme. Ini disebabkan karena hanya beberapa minggu sebelum ia memutuskan terjun ke politik, skandal Mani Pulite hampir saja mengakibatkan dikeluarkannya surat perintah penangkapan baginya dan untuk para pemimpin eksekutif kelompoknya.
Kemenangan dalam pemilu 1994
Berlusconi mendirikan Forza Italia hanya dua bulan sebelum pemilu 1994; ia membentuk dua aliansi pemilihan terpisah, dengan Liga Utara di sekolah-sekolah tinggi Italia utara, dan dengan pasca-fasisAliansi Nasional di tengah dan di selatan. Dalam suatu langkah yang pragmatis, ia tidak mengadakan persekutuan dengan Aliansi Nasional di Utara, karena Liga tidak menyukai mereka: Forza Italia kemudian bersekutu dengan kedua partai itu yang tidak bersekutu satu sama lain.
Berlusconi melakukan kampanye besar-besaran lewat iklan di ketiga jaringan TV-nya, dan ia memenangkan pemilu itu dengan Forza Italia menjadi partai yang menduduki peringkat pertama dengan 21% suara popular. Ia diangkat menjadi Perdana Menteri pada 1994, namun masa jabatannya singkat karena adanya berbagai kontradiksi di dalam koalisinya, antara Liga, sebuah partai regional dengan basis pemilih yang kuat di Italia utara, yang saat itu terombang-ambing antara posisi federalis dan separatis, dan Aliansi Nasional, sebuah partai nasionalis yang saat itu baru saja membuang referensinya terhadap ideologi dan lambang-lambang fasis.
Kejatuhan pemerintahan Berlusconi I
Pada Desember 1994, Liga Utara meninggalkan koalisi itu dengan alas an bahwa perjanjian sebelum pemilu tidak ditepati, dan memaksa Berlusconi untuk mengundurkan diri dari jabatannya dan mengalihkan tekanan mayoritas partainya ke sisi tengah-kiri. Koalisi partai-partai oposisi (kini mencakup pula Liga) menggantikannya. Pada 1996, koalisi sementara yang dibentuk oleh Liga Utara dan kiri-tengah digantikan, setelah sebuah pemilu baru, dengan sebuah pemerintahan kiri-tengah (tanpa Liga) yang dipimpin oleh Romano Prodi.
Kemenangan dalam pemilu 2001
Pada 2001 Berlusconi kembali bertarung sebagai pemimpin koalisi kanan-tengah Casa delle Libertà (Wisma Kemerdekaan) yang meliputi Alleanza Nazionale, UDC (Demokrat Kristen), Lega Nord (Liga Utara) dan partai-partai lainnya. Keberhasilannya menjadikannya sekali lagi Perdana Menteri, dengan koalisinya memenangkan 45,4% suara untuk Dewan Perwakilan (Majelis Rendah Italia), dan 42,5% untuk Senat (Majelis Tinggi Italia).
Pemilu-pemilu berikutnya
Casa delle Libertà kurang berhasil dalam pemilu local 2003 dibandingkan dengan pemilu nasional 2001, dan, seperti di banyak kelompok yang memerintah lainnya di Eropa, dalam pemilu 2004 untuk Parlemen Eropa, memperoleh 43,37% dukungan. Dukungan Forza Italia juga menurun dari 29,5% menjadi 21,0% (pada pemilu Eropa 1999 Forza Italia mendapatkan 25,2%). Sebagai akibat dari hasil-hasil pemilu ini, partai-partai koalisi lainnya, yang hasil pemilunya lebih menggembirakan, meminta dari Berlusconi dan Forza Italia pengaruh yang lebih besar dalam garis politik pemerintahan.
Kabinet Berlusconi IIIDalam pemilu lokal terakhir (3 April dan 4 April 2005), kelompok oposisi Uni (sebelumnya dikenal dengan nama Pohon Zaitun) dengan mudah memenangkan 12 dari 14 wilayah yang menyelenggarakan pemilu; Koalisi Berlusconi hanya bertahan di dua wilayah, (Lombardy dan Veneto). Dua partai, (UDC dan NPSI) meninggalkan pemerintahan Berlusconi. Karena itu Berlusconi menyerahkan kepadaPresiden pembubaran pemerintahannya pada 20 April 2005, setelah sebelumnya ia ragu-ragu. Pada 23 April ia membentuk suatu pemerintahan baru dengan sekutu-sekutu yang sama, namun dengan beberapa perubahan menteri dan program. Sebuah hal utama yang dituntut oleh UDC (dan sampai batas tertentu oleh AN) adalah mengurangi focus pada pengurangan pajak yang sebelumnya telah diberikan pemerintah, karena hal ini dianggap tidak sesuai dengan situasi keuangan Italia.
Pilihan Berlusconi telah banyak dikritik: departemen kesehatan, yang sebelumnya dijabat oleh Girolamo Sirchia, seorang dokter terkenal, diserahkannya kepada Francesco Storace, yang hanya beberapa minggu sebelumnya dikalahkan dalam pemilu regional di Latium. Langkah controversial lainnya adalah pengangkatan Giulio Tremonti sebagai Wakil Perdana Menteri. Tremonti hanya beberapa tahun sebelumnya menjabat Menteri Ekonomi, namun dipaksa mengundurkan diri. Ia sangat didukung oleh Liga Utara, namun ditentang oleh UDC dan AN.
Kebijakan
Ketika mendirikan partai Forza Italianya dan terjun ke dalam politik, Berlusconi menyatakan dukungannya untuk "kebebasan, individu, keluarga, usaha, tradisi Italia, tradisi Kristen dan cinta-kasih bagi orang-orang yang lemah ". Forza Italia dapat dianggap sebuah partai yang liberal dalam masalah-masalah ekonomi, meskipun acuan kepada liberalisme lebih umum pada tahun-tahun pertama perkembangan partai itu daripada sekarang. Sebagian orang menganggap Forza Italia sebuah partai yang populis. Namun, Forza Italia resmi bergabung dengan Partai Rakyat Eropa pada 1999, dan secara teoretis memilih untuk diidentifikasikan sebagai sebuah partai Demokratik Kristen. Demokrasi internal di dalam partai sangat rendah dan perbedaan pendapat internal praktis tidak ada. Tidak ada faksi atau arus yang dikenal di dalamnya. Saat ini tiga konvensi partai telah diselenggarakan dan semuanya memutuskan untuk mendukung Berlusconi, dan pemilihannya kembali dengan suara mutlak. Setiap orang di dalam perangkat partai ditunjuk oleh Berlusconi sendiri: karena semua alasan ini, lawan-lawan politiknya menyebut Forza Italia "partai plastik".
Sejumlah sekutu Berlusconi, khususnya Lega Nord (Liga Utara) mendesak agar diberlakukan kontrol yang ketat dalam imigrasi dan untuk mendapatkan dukungan mereka, Berlusconi harus melakukan sejumlah perubahan kebijakan. Berlusconi sendiri sebetulnya enggan melakukan kebijakan-kebijakan itu setegas apa yang diinginkan oleh sekutu-sekutunya. Meskipun demikian, sejumlah langkah telah diambil, namun akibatnya kontroversial. Pemerintah, setelah memperkenalkan undang-undang imigrasi yang kontroversial ("Bossi-Fini", dari kedua nama pemimpin Lega Nord dan Alleanza Nazionale) berusaha mendapatkan kerja sama dari negara-negara Eropa dan Laut Tengah lainnya untuk menghadapi keadaan darurat karena besarnya jumlah imigran yang berusaha mencapai pantai-pantai Italia dengan menggunakan feri-feri tua dan yang terlalu padat serta kapal-kapal ikan, dengan mempertaruhkan (dan seringkali juga kehilangan) nyawa mereka.
Matt Frei dalam bukunya berjudul Italy The Unifished Revolution (1997) dan Martin Clark dalam bukunya yang berjudul Modern Italy 1871-1995 (1996) menyebutkan bahwa Berlusconi muncul pada saat rakyat Italia jenuh dan bosan dengan nama-nama seperti Liberal, Sosialis, Kristen Demokrat, atau Sosial Demokrat.
Tahun 1984, Berlusconi muncul dengan membawa partai baru bernama Forza Italia (Majulah Italia). Ia juga mengubah perusahannya menjadi partai dan menggerakkan para manajer di perusahaannya untuk turun ke lapangan melakukan kampanye politik. Para manajer perusahaannya juga dicalonkan menjadi anggota parlemen, meskipun mereka sama sekali belum pernah terjun ke panggung politik. Maka, muncullah para politisi dadakan, katrolan, dan politisi potong kompas. Sebelum terjun ke gelanggang mereka ditatar tentang seluk-beluk politik. Lahirlah bentuk baru politik, genre baru politik yang menyimpang dari perpolitikan Italia. Menurut sejarawan Inggris bernama EP Thompson, munculnya Berlusconi yang seorang raja media di saat partai-partai dan falsafah serta ideologi politik melahirkan bahasa baru dalam politik yang berdasarkan pada budaya televisi, bola, dan serba konsumsif. Dia juga pemilik klub sepak bola AC Milan dan tercatat salah satu orang terkaya di dunia menurut versi Majalah Forbes.
Keperibadian
Berlusconi dikagumi oleh sejumlah orang Italia karena sukses besarnya sebagai seorang pengusaha; mereka memujinya atas gagasan-gagasan yang mereka anggap inovatif dan semangat kewiraswastaannya. Namun lawan-lawannya menuding bahwa ia cenderung memusatkan kekuasaan pada diri pribadinya, dan hal ini tecermin dalam pengorganisasi partai Forza Italia. Lebih jauh, para kritikusnya seringkali menuduh sebagian besar sukses finansialnya pada hubungannya yang erat dengan para politikus yang belakangan terbukti korup (misalnya Bettino Craxi) atau bahkan terkait dengan Mafia. Kritik lainnya mengatakan bahwa ia terlalu reaktif terhadap serangan-serangan dari lawan-lawan politiknya. Hampir setiap orang setuju bahwa ia sangat peduli dengan penampilannya; pada Januari 2004, setelah spekulasi mendalam di media, ia mengakui bahwa ia telah menjalani operasi plastik.
Berlusconi selalu berusaha mempertahankan watak yang lembut, menyenangkan, dengan siapapun ia berbicara. Lawan-lawannya menanggapi ini sebagai kemunafikan, kaerna ia pun dapat menyampaikan pidato-pidato yang keras yang kadang-kadang cenderung mengandung kebencian, khususnya bila ia berbicara tentang kaum komunis. Ia terkenal karena sering menceritakan cerita-cerita lucu untuk menciptakan suasana yang santai, dan mencoba membuat setiap orang senang di hadapannya. Namun ia sangat berhati-hati untuk tidak menggunakan bahasa Italia yang tinggi, meskipun dengan sedikit aksen Milano, sementara para politisi sebelum 1992 cenderung berbicara dengan jargon yang sulit dimengerti.
sumber :
Tidak ada komentar:
Posting Komentar